Tanggal 24 Maret, merupakan hari bersejarah bagi warga kota Bandung yang menggambarkan kegigihan para pejuang serta kebesaran rasa cinta warga terhadap kotanya. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 24 Maret 1946 yang kita kenal dengan Bandung Lautan Api (BLA). Mereka rela membumihanguskan Bandung, daripada menyerahkannya kotannya kepada tentara NICA Belanda dan sekutunya, yang mengultimatum untuk mengosongkan wilayah Kota Bandung Utara.
Peristiwa ini dilatarbelakangi pasca penandatanganan perjanjian kapitulasi Jepang, yang menyatakan seluruh persenjataan Tentara Kekaisaran Jepang diserahkan tanpa syarat kepada Tentara Sekutu . untuk kemudian mengembalikan kekuasaan kepada Hindia-Belanda. Namun persenjataan Tentara Kekaisaran Jepang banyak direbut oleh pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada tanggal 21 November 1945, Tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama, agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Republik Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Para milisi dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia harus menyerahkan senjata yang mereka rampas dari Tentara Kekaisaran Jepang. Karena apabila ultimatum penyerahan tersebut tidak diindahkan, tentara Sekutu akan mengambil tindakan militer untuk menegakkan tujuan tersebut.
Rakyat yang tidak rela kotanya direbut dan untuk mencegah tentara sekutu dan tentara NICA Belanda menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer, dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa heroik warga Kota Bandung ditandai dengan dengan meninggalkan kota dengan membumihanguskan pemukimannya.Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung bersama para pejuang. Rakyat Bandung tidak rela kota Bandung dimanfaatkan oleh musuh, sehingga mereka rela membumi hanguskan membakar rumah-rumah mereka.
Peristiwa ini memang merupakan peristiwa heroik warga Kota Bandung yang perlu kita kenang bersama dan menjadi pengobar Semangat.
Dalam rangkaian BLA, seorng pejuang Mohamad Toha gugur dalam misinya menghancurkan gudang amunisi Tentara Sekutu. Dalam peristiwa ini juga terlahir lagu Halo, Halo Bandung yang dinyanyikan para tentara Republik dalam penantian mereka untuk kembali ke rumah mereka di Bandung.
Istilah Bandung Lautan Api muncul di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai dengan Cimindi. Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judulBandoeng Djadi Laoetan Api. Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi Bandoeng Laoetan Api.
***End***