Bila membuka lemari pakaian remaja putra atau pun putri, satu fashion item yang tak mungkin tak kita temukan pasti adalah kaos sablon. Ada yang hanya memiliki satu atau dua buah tetapi ada pula remaja yang mayoritas outfit di lemarinya adalah kaos sablon. Hal ini memang wajar mengingat kaos atau t-shirt seringkali disebut sebagai “seragam wajib”nya anak-anak muda. Di kota Bandung terdapat berbagai produsen t-shirt dengan mengusung tema produknya masing-masing yang sering disebut sebagai produk clothing distro. Salah satu brand yang mengawali maraknya industri clothing yang seakan menjadi ciri khas kota Bandung ini adalah kaos C59.
Salah satu strong point dari produk ini adalah kekhasannya untuk menciptakan produk fashion yang sophisticated tetapi sekaligus tetap down to earth dan trendy. Hal ini tercermin dari desain-desain sablon C59 yang unik, berkarakter, dan selalu up to date. Pada bisnis industri clothing ini sangat penting untuk menciptakan produk yang khas mengingat begitu banyaknya pesaing dengan produk yang sama. Salah satu upaya untuk membuat produk C59 terlihat lebih menonjol dibandingkan produk kompetitornya adalah dengan menciptakan differensiasi. Tak hanya dengan pemilihan bahan kaos yang berkualitas prima, desain sablon juga menentukan apakah suatu produk bisa diterima atau tidak oleh konsumen. Oleh karena itu kreatifitas merupakan hal yang utama pada industri ini.
Berbicara mengenai sablon, berikut ini adalah beberapa fakta unik tentang sablon yang selayaknya Anda ketahui sebagai penggemar outfit t-shirt sablon:
Berawal dari Jepang
Orang pertama yang memperkenalkan teknik sablon ternyata tidak diketahui. Data sejarah hanya menyebutkan bahwa teknik penyablonan mulai digunakan pada bahan kimono setelah Kaisar Jepang melarang proses penggambaran motif pada kimono secara manual dengan tangan. Selain kurang efektif dan membutuhkan waktu yang sangat lama, metode ini juga dilarang karena menyebabkan harga kimono menjadi melangit.
Sablon di Eropa
Di tahun 1851 teknik sablon kemudian mulai dikenal di Eropa dan orang yang pertama kali mempublikasikannya adalah Joseph Swan yang juga memiliki usaha pada bidang tersebut. Di tahun 1907, Samuel Simmon mendaftarkan hak paten untuk teknik sablon menggunakan kain chiffon sebagai pola yang diciptakannya dan di Amerika teknik penyablonan dikenal dengan metode silk screen printing.
Di jaman modern seperti saat ini teknik sablon telah semakin berkembang hingga menggunakan printer dan mesin. Industri dan usaha cetak sablon juga semakin menjamur tak hanya di kota besar melainkan juga di kota kecil termasuk sablon pada bisnis produksi pakaian termasuk pada konveksi C59. Beragam kaos sablon dilemparkan ke pasar dengan berbagai pilihan kualitas dan penggunaan metode yang berbeda-beda. Meskipun demikian pada umumnya harga yang dibandrol berkaitan dengan jenis dan tingkat kerumitan gambar. Berbagai teknik sablon secara umum yang kita kenal saat ini adalah teknik manual, sablon digital, dan DTG.
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya pada produk C59 pencarian ide tentang desain sablon adalah proses yang tidak akan pernah berhenti. Setelah suatu ide diperoleh berikutnya desain tersebut akan dipresentasikan dan bila telah terpilih akan diteruskan dengan proses lanjutan berupa pemilihan bahan, warna, pemilihan teknik penyablonan, finishing, dan seterusnya. Industri clothing yang dimulai dari rumah mungil Bapak Marius Widyarto di Gang Caladi nomor 59 ini sekarang telah menjadi brand ternama dengan produk fashion kaos C59 yang telah dijual hingga Eropa dan Amerika.
My brother suggested I might like this website.
He was entirely right. This post truly made my day.
You can not imagine simply how much time I had spent for
this information! Thanks!
Good article
Do you want to talk on candid topics? My Instagram CuteLilit
keren banget..